Senin, 07 Februari 2011

Wisata Danau Toba Memprihatinkan


   Tak hanya keindahan alam, wisata Toba juga menyuguhkan daya tarik lain. Apa sajakah itu? Suasana sejuk, tenang, nyaman langsung terasa begitu sampai di Danau Toba. Dari atas ketinggian bukit melewati jalan menurun ke Parapat, kita bisa memandang hamparan air membiru yang luas bak lautan. Kepenatan perjalanan darat lebih dari empat jam dari Kota Medan langsung sirna. Di warung-warung sederhana pinggir jalan yang menurun, banyak pelancong menghabiskan waktu berjam-jam memandangi keajaiban alam Danau Toba sambil menyeruput kopi dengan nikmat. Angin bertiup sepoi-sepoi menambah segarnya suasana.
ImageDanau Toba yang merupakan danau terbesar di Asia Tenggara ini memang memukau. Diperkirakan danau ini terbentuk karena letusan supervolcano sekitar 75 ribu tahun silam. Setelah letusan terjadi, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi danau. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir. Danau ini terletak 906 meter di atas permukaan laut, berukuran sekitar 1.700 meter persegi. Toba dikelilingi bukit-bukit hijau dengan dinding-dinding cadasnya. Di tengah Pulau Samosir masih ada danau lagi. Jadi ada danau di atas danau.
   Begitu kaki menginjakkan kaki di Parapat, banyak yang bisa dilakukan pelancong untuk menikmati danau dan alam sekelilingnya. Mau berenang, naik perahu, berkeliling danau, atau sekadar memandangi air. Semua menyenangkan. Pelancong juga bisa menuju ke Pulau Samosir. Dari Parapat, tersedia angkutan feri yang berangkat tiap jam ke Desa Tomok. Tomok merupakan desa utama di pantai timur Samosir. Desa ini merupakan salah satu tujuan turis. Di Tomok antara lain terdapat sejumlah rumah tradisional tua dan komplek makam Raja Sidabutar. Jika ingin mengitari danau juga bisa menyewa perahu motor.
Penginapan dari yang sederhana sampai hotel berbintang banyak tersedia. Untuk makan pun tak perlu repot. Rumah makan, restauran, dan kafe bertebaran. Mau souvenir buat oleh-oleh? Pelancong dengan gampang mendapatkannya di Parapat atau juga di Pulau Samosir. Danau Toba bisa dicapai dari Kota Medan dengan kendaraan pribadi, mobil sewaan atau angkutan umum. Dari Medan bisa lewat Parapat baik melalui Tebing Tinggi dan Pematang Siantar. Bisa juga melalui rute desa Pematang Purba-Karo sampai Brastagi. Pemandangan di sepanjang perjalanan tak kalah menariknya.

Terpuruk
    Sudah lama Danau Toba menjadi andalan pariwisata Sumatera Utara. Danau ini, selain menarik wisatawan nusantara juga terkenal sampai ke mancanegara. ''Potensi Danau Toba ini sebenarnya luar biasa. Tapi pariwisata di sini terpuruk sejak krisis tahun 1997,'' keluh Camat Girsang Sipanganbolon, Jonni Saragih. Sebagai ilustrasi, Saragih mengatakan, pada tahun 1996 tingkat hunian hotel di Parapat mencapai 80 sampai 90 persen. Kini merosot menjadi hanya 25 hingga 30 persen saja. Kalau dulu banyak wisatawan mancanegara, kini jumlahnya bisa dihitung dengan jari. ''Terus terang kami hampir putus asa menghadapi keadaan ini,'' akunya.
    Terpuruknya wisata Toba, selain oleh krisis juga diperparah oleh kabut asap, jatuhnya Garuda di Sibolangit, Bom Bali, sampat tsunami di Aceh. ''Terakhir tersebar isu bahwa akan terjadi letusan besar di Danau Toba. Ini membuat orang takut untuk datang ke sini,'' kata Saragih masih dengan mimik sedih. Jadilah kini Danau Toba yang mempesona merana. Ditinggal pengagumnya. Ia ibarat bidadari yang sedang tidur. Kecantikannya tertutup, walaupun belum pudar.
Image    Di Desa Tomok misalnya, penduduk yang dulu banyak mengandalkan kehidupan dari sektor pariwisata kini kembali bertani. ''Sekarang sedikit yang datang, tidak seperti dulu,'' kata Linda salah seorang pedagang pakaian di dekat makam Raja Sidabutar di Tomok. Keindahan Toba kini tak cukup kuat untuk mendatangkan turis. Ditambah lagi, kata Saragih, mereka merasa dianaktirikan oleh pemerintah pusat dalam soal promosi pariwisata. ''Dalam promosi sangat kurang. Apalagi dengan otonomi ini, kemampuan daerah sangat terbatas.''
     Hardyanto Hasono, pelaku pariwisata yang juga pengurus ASITA Jakarta mengatakan Danau Toba kini memang tak bisa mengharapkan banyak dari turis asing. Hal itu katanya karena paket wisata Danau Toba kini tak lagi di jual di Eropa. ''Menurut saya sekarang sudah saatnya pelaku pariwisata di Sumatera Utara memikirkan pasar lainnya. Misalnya Malaysia dan Cina. Jadi jangan lagi berharap kita menjual ke Eropa,'' katanya.
Selain pasar Malaysia, Hardyanto juga menyarankan agar potensi wisatawan lokal saja yang terus dikembangkan. ''Menurut saya wisatawan lokal ini pasarnya besar, tapi memang harus kerja keras,'' katanya. Saragih mengatakan, sebenarnya potensi wisata di Danau Toba bisa lebih dikembangkan. Itu antara lain bisa dilakukan melalui koordinasi tujuh kabupaten yang berada di sekitar Danau Toba. ''Harusnya koordinasi di tingkat provinsi lebih ditingkatkan,'' usulnya.
     Selain wisata alam, Toba katanya memiliki daya tarik lain. Yakni Pulau Samosir dengan budayanya, Tapanuli Utara dengan wisata rohaninya, dan Toba sendiri menjadi wisata sejarah. Yang dimaksud wisata sejarah menurut Saragih, Presiden Megawati pernah mencanangkan pembangunan Monumen Bung Karno pada tahun 2004. Namun hingga kini tak ada realisasinya. ''Kini kami menagih janji itu pada presiden sekarang, karena ini kan komitmen pemerintah,'' tegas Saragih.
Image    Tak hanya soal wisatawan yang menurun, keindahan Toba kini juga menghadapi ancaman. Ekosistem kawasan Danau Toba terancam oleh tumbuhan eceng gondok yang banyak menutupi permukaan danau. Ancaman lain, kata Saragih, adalah peternakan babi di Salbe, Kecamatan Purba. Limbah peternakan yang dibuang ke danau dikhawatirkan akan mengganggu ekosistem danau dalam jangka panjang. Ancaman lainnya adalah dampak dari banyaknya keramba apung untuk memelihara ikan. Pemeliharan ikan Nila ini dilakukan oleh PMA asal Swiss. Pemeliharaan ikan dalam keramba apung ini menggunakan pakan ikan berbentuk pellet. Sisa-sisa buangannya bisa menimbulkan endapan logam berat di danau.
    Dari atas bukit, saat matahari hampir tenggelam, pantulan cahaya merah membias di danau yang luas. Sungguh pemandangan yang mempesona. Sayang kini tak banyak yang mau menikmatinya.

Sabtu, 05 Februari 2011

Perjalanan Q ke Gunung sinabung




  
  Gunung Sinabung adalah salah satu gunung berapi yang masih aktif dan memiliki ketinggian 2.475 mdpl. Untuk menuju ke daerah wisata ini, Anda bisa menggunakan angkutan bus Sinabung Jaya dari Medan. Jaraknya sekitar 66 km dari Kota Medan.
   Saya yang ikut serta dalam acara XL Media Gathering pada 30-31 Maret 2007 turut menyaksikan pesona keindahan alam di kaki gunung Sinabung. Bersama 16 media cetak di Sumatera yaitu harian Singgalang, Garuda, Analisa, Waspada, Sinar Indonesia Baru, Posmetro Medan, Global, Realitas, Andalas, Portibi, Sumut Pos, Rakyat Aceh, Medan Bisnis, Sijori Mandiri, Riau Mandiri dan Riau Pos.
Pagi itu, Jumat (30/3), kami berkumpul di kantor XL di jalan Dipenogoro-Medan. Tanpa terasa waktu telah menunjukan jam 10.00WIB, kamipun ramai-ramai menaiki bus menuju kaki gunung Sinabung. Setelah menempuh perjalanan selama 2 jam dengan jalan berkelok-kelok, jurang di kiri dan kanan jalan, akhirnya kamipun tiba di Sinabung Resort Hotel pada tengah hari.
Uhh.. segarnya udara disana. Beda sekali dengan di Kota Medan dan Batam. Meski waktu menunjukan pukul 12.00 WIB, udaranya tetap dingin seperti pagi hari. Sinabung Resort Hotel tempat digelarnya Media Ghatering XL persis berada di kaki Gunung Sinabung.
   Cukup banyak fasilitas Sinabung Resort Hotel yang ditujukan untuk menyenangkan orang-orang yang datang berlibur kesana. Di antaranya Kolam renang hangat, lapangan tenis, lapangan golf, arena bermain anak, mini theatre, jogging track, fasilitas outbond dan lainnya. Dari sekian banyak fasilitas Sinabung Resort Hotel, paling menarik untuk dinikmati adalah mengendarai Bugi.
Bugi adalah motor imut roda tiga yang bisa dipakai orang dewasa untuk adu balap bugi. Saat mengendarai bugi kita dapat merasakan seolah-olah menjadi pembalap. Nyalakan starter langsung tancap gas untuk melaju kencang agar menjadi pemenang adu balap bugi. Eit awas hati-hati, bila tidak lihat mengendarainya Anda bisa langsung terjungkal dan celaka.
Menurut Managing Director Sinabung Resort Hotel, Lido H Hutabarat, permainan bugi cukup banyak diminati tamu hotel. Khususnya tamu hotel yang datang rombongan. Bugi menjadi pilihan menarik untuk adu balap sebagai ajang untuk bersenang-senang di hotel yang telah berdiri sejak 21 tahun silam. ”Tarif untuk mengendarai bugi hanya Rp 20 ribu per 10 menit,” ujar Lido.
Fasilitas olahraga Pinbol tidak kalah serunya. Pinbol adalah salah satu permainan yang dirancang seperti sebuah arena untuk berperang. Saat ikut bermain Pinbol, Anda akan bergaya dan beraksi seolah-olah menjadi tentara yang siap tempur menghadapi musuh.
    Memakai seragam army, dilengkapi dengan senjata api lengkap dengan 100 peluru karet yang siap ditembakan pada musuh. Untuk menjaga keamanan, kepala anda harus pakai pelindung kepala. Pada lengan tangan diikatkan sebuah bendera berwarna. Nah bendera inilah yang berguna sebagai tanda agar Anda tidak salah tembak.
     


Setelah bergaya seperti tentara, para peserta permainan Pinbol masuk ke area olahraga Pinbol di Sinabung Resort Hotel. Area Pinbol ini dirancang seolah-olah medan untuk berperang. Ada banyak tempat untuk berlindung dari serangan musuh. Seusai aba-aba perang dimulai, dua kelompok yang ditandai dengan dua warna bendera beda. Kedua kelompok itupun langsung berperang saling tembak satu sama lain.
Meski hanya sekedar peluru karet, bila tertembak Anda akan merasa sedikit sakit dibagian tubuh yang tertembak. Bekas kulit yang tertembak akan terlihat memar. Tapi jangan kawatir, permainan ini cukup aman dan tidak membahayakan nyawa Anda. Bahkan sangat berguna untuk menguji nyali Anda. Pastinya permainan ini seru banget, karena disini Anda bisa merasakan bagaimana terjun ke sebuah medan perang. Untuk menikmati fasilitas Pinbol tarifnya Rp7 ribu per 30 menit. Disini juga ada fasilitas untuk golf bagi para tamu hotel.
Tidak jauh dari kaki gunung Sinabung banyak daerah wisata lain yang tidak kalah menarik. Di antaranya tempat permandian air panas di Lau Debu Debu sekitar 30 menit dari Sinabung, Pasar buah dan sayur dimana Anda bisa berbelanja buah-buahan khas pegunungan yaitu Markisa dan Martabe atau terung belanda. Juga buah-buah lainnya yang dijamin segar.
   


Udara sejuk di kaki gunung Sinabung membuat daerah ini kaya dengan aneka ragam tanaman hias. Berwisata ke sana, Anda bisa membawa oleh-oleh berupa tanaman hias berwarna-warni. Para pedagang yang menjual aneka tanaman hias berwarna-warni siap membantu Anda dalam memilih tanaman hias yang akan Anda bawa sebagai oleh-oleh.
    Lido H Hutabarat mengatakan bunga-bunga di kaki gunung Sinabung jenisnya banyak sekali. Bentuk dan rupanya yang indah membuat bunga-bunga itu telah banyak diekspor ke Belanda.
Sementara itu, acara pendakian ke puncak gunung Gundaling dengan seekor kuda juga menjadi pilihan seru bagi Anda. Seorang penyewa kuda siap menemani perdakian ke gunung Gundaling. Tiba di puncak gunung Gundaling, kita bisa melihat kota Brastagi secara menyeluruh.

   Namun Meletusnya Gunung Sinabung di Sumatra sangat mengagetkan. Tidak seperti biasanya sebuh letusan gunung didahului dengan tanda-tanda sebelumnya. Tetapi Sinabung yang masuk kategori B ini tidak mendapatkan perhatian seperti gunungapi tipe A. Aktifitasnya ini telah menunjukkan bahwa dirinya bukanlah gunung mati.
Letusan terakhir dalam catatan sejarah, gunung ini meletus pada tahun 1600. Gunung yang memiliki ketinggian 2,460 m (8,071 ft) ini telah memuntahkan lava serta debu dan pasir volkaniknya ke udara pada tanggal 29 Agustus 2010 tengah malam pukul 00.10.


Namun kini kondisi sinabung telah pulih dari sebelumnya.sudah banyanknya orang yang mulai mengunjungi gunung wisata yang indah ini.

Perjalanan Q ke Sipiso-piso

   Air Terjun Sipiso-piso merupakan sebuah kawasan wisata alam yang terletak tidak jauh dari permukiman masyarakat Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatra Utara. Dapat dibilang, mengunjungi desa ini tidak berbeda dengan berwisata ke Air Terjun Sipiso-piso. Secara geografis, Desa Tongging berada di dataran lebih rendah, sementara Air Terjun Sipiso-piso terletak di perbukitan yang lebih tinggi dari Desa Tongging. Air terjun ini berada di ketinggian lebih kurang 800 meter dari permukaan laut (dpl) dan dikelilingi oleh bukit yang hijau karena ditumbuhi hutan pinus.


    Nama air terjun yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karo ini memiliki makna yang khas. Sebagaimana disebut dalam berita harian Suara Indonesia Baru, bahwa Sipiso-piso berasal dari piso yang artinya pisau. Derasnya air-air yang berjatuhan dari bukit berketinggian di atas seratus meter ini diperumpamakan layaknya berbilah-bilah pisau yang tajam. Selain itu, jurang yang curam jika dilihat dari puncak bukit membuat orang setempat menyebutnya piso dari Tanah Karo.
Sebagai kabupaten yang berkembang, sektor pariwisata di Tanah Karo menjadi salah satu potensi unggulan yang diharapkan mampu mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD), di samping sektor pertanian dan industri tentunya. Di sektor ini, Kabupaten Karo memiliki objek wisata yang menarik, misalnya gunung berapi, sumber air panas, kawasan pegunungan, danau, air terjun, rumah tradisional, kebudayaan masyarakat lokal, dan lain sebagainya.


   Dalam perkembangannya, objek-objek wisata di Tanah Karo mulai dikembangkan dan dipromosikan ke luar daerah, termasuk Air terjun Sipiso-piso sendiri. Meskipun seolah terjadi persaingan di antara objek-objek wisata itu, hal ini tetap menjadi nilai positif karena masing-masing objek menjadi terpacu untuk berkembang dan mampu menarik wisatawan sebanyak mungkin. Sebagai contoh, di Desa Tongging belum lama ini telah didirikan Taman Wisata Iman (TWI). Meskipun demikian, TWI yang konon lebih banyak menyerap perhatian wisatawan untuk datang, pesona Sipiso-piso tetap saja tidak akan tergantikan. Bagaimana tidak, air terjun ini tidak lain merupakan salah satu air terjun tertinggi di antara banyak air terjun di Indonesia, seperti Air Terjun Tinoor di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara atau Grojogan Sewu, di Provinsi Jawa Tengah.
    Dari kesemuanya itu, Sipiso-piso tetap istimewa. Hanya terpisah jarak sejauh 35 km dari kota wisata terkenal di Indonesia, Kota Berastagi, Kabupaten Karo, dan hanya memerlukan sekitar 45 menit dari Kota Medan, Ibukota Provinsi Sumatra Utara, Air Terjun Sipiso-piso terbukti mampu mengangkat reputasi Kabupaten Karo sebagai salah satu daerah tujuan pelancong domestik maupun mancanegara. Tonggo Simanungsong, seorang pecinta wisata, mengatakan bahwa wisatawan mancanegara yang banyak mengunjungi Air Terjun Sipiso-piso berasal dari Malaysia, Singapura, Prancis, dan Belanda. Bagi wisatawan lokal, panorama di Tongging ini sudah sangat dikenal, malahan ada yang mengatakan kabar ini telah sampai ke santero dunia karena keindahan alamnya yang menakjubkan.


   Dahsyat!!! Begitulah perasaan Anda ketika pertama kali menginjakkan kaki di Desa Tongging, desa di mana Air Terjun Sipiso-piso berada. Dengan mengunjungi Desa Tongging, Anda akan menikmati pemandangan yang indah seperti kawasan wisata di Desa Tao Silalahi yang berada di dekatnya. Sebelum menikmati air terjun dari dekat, Anda akan disuguhi pemandangan indah Tanah Karo dari gardu pandang yang ada di puncak bukit, titik pangkal aliran air terjun Sipiso-piso. Dari puncak bukit yang mengitari Air Terjun Sipiso-piso ini pula Anda dapat menyaksikan keindahan lansekap Danau Toba, sebuah danau vulkanik terbesar di dunia.
    Setelah itu, untuk menjelajahi keelokan alam Sipiso-piso dari dekat, Anda harus menyusuri punggung bukit melalui ratusan anak tangga kecil yang telah disediakan untuk turun dan mendekati air terjun tersebut. Jajaran anak tangga yang telah dipersiapkan itu merupakan jalan utama yang aman.
Sesampainya di bawah, Anda dapat memandang ke arah bukit-bukit kecil yang ada di hadapan Anda. Ketakjuban Anda akan tingginya bukit-bukit tersebut akan dibarengi dengan suara gemuruh percikan ribuan butiran air yang memantul dari titik jatuhnya air. Karena air terjun ini memiliki ketinggian 120 meter atau sekitar 360 kaki sebelum mengalir ke Danau Toba, maka banyak orang yang pernah berkunjung ke tempat ini mengatakan besaran butiran percikan air jatuh di Sipiso-piso lebih besar dari Air terjun Sigura-gura—sebuah daerah wisata alam terkenal di Sumatra Utara.
    Air terjun Sipiso-piso terletak di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Indonesia. Kecamatan ini berada sekitar 24 km dari Kota Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo.
Bila Anda berada di Kota Medan, ibukota Provinsi Sumatra Utara, maka Anda harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam dengan bus atau mobil menuju Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo. Kabanjahe terletak di selatan kawasan wisata dataran tinggi yang terkenal, yakni Berastagi. Setiap 45 menit bus trayek Kabanjahe diberangkatkan dari terminal pusat kota Medan. Tarif bus sangat tergantung dengan jenis bus yang Anda pilih, tentu bus ekonomi yang paling murah. Sesampainya di Kabanjahe, Anda masih harus menempuh jarak 24 km ke arah Utara, jalur menuju Danau Toba. Dengan kualitas jalan beraspal, Anda dapat sampai di Desa Tongging untuk berwisata di Air Terjun Sipiso-piso dalam 30 menit menggunakan mobil atau bus.
  

Penginapan tentu menjadi hal yang penting bagi wisatawan. Ketika berwisata di Air Terjun Sipiso-piso dan berkeinginan untuk bermalam, maka Anda dapat menemukan penginapan di Desa Tongging atau di Kota Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo. Selain itu, bila Anda ingin mencari kenang-kenangan atau suvenir untuk keluarga di rumah, maka datangi saja berbagai penjaja suvenir khas Tanah Karo di kawasan wisata ini.
  Sangat cocok jika musim liburan anda habiskan di daerah ini.

Perjalanan Q ke Air terjun 2 warna


 Sibolangit merupakan salah satu kecamatan yang memiliki banyak sekali potensi wisata, baik wisata alam maupun buatan. Kita bisa berenang sambil menikmati dinginnya air sungai yang mengalir di pemandian alam di daerah Desa Sembahe, yang sejak dahulu wisatawan sering berkunjung apalagi saat liburan. Di samping itu kita dapat menikmati potensi alam lainnya seperti Pantai Loknya dan Taman Dewi yang ada di Desa Bandar Baru. Wisata lainnya yang paling dikenal dengan segala permainannya adalah Hillpark Greenhill yang ada di Desa Sukamakmur. Di Sibolangit juga dapat ditemui banyak tempat yang menyediakan tempat peristirahatan, berupa villa maupun penginapan berfasilitas hotel.
Masih banyak lagi potensi alam di Sibolangit yang sampai saat ini belum dikembangkan oleh pemkab Deli Serdang, di antaranya: Air terjun 7 tingkat di desa Suka Maju, Air panas dua rasa di desa Negeri Gugung, Sungai Lau Seruai di desa Bukum. Saat ini yang mulai dikunjungi banyak wisatawan adalah Air terjun 2 warna, dikenal juga dengan nama Telaga Biru Sibolangit, yang berada di Desa Durin Sirugun.


Air terjun telaga dua warna atau telaga biru kemungkinan disebabkan air yang terjun dari ketinggian sekitar 100 meter dari permukaan tanah awalnya berwarna putih namun setelah jatuh ke telaga berubah menjadi biru. Sampai saat ini belum diketahui pasti penyebab mengapa air terjun itu berubah menjadi biru. Sedangkan orang yang dianggap pertama sekali menemukan keajaibannya itu juga sampai sekarang belum diketahui. Namun air terjun ini sejak dulu sudah sering dikunjungi oleh pelajar dan mahasiswa pencinta alam yang camping di sekitar Bumi Perkemahan Sibolangit.

Secara geografis air terjun dua warna ini terletak di Desa Durin Sirugun, Kecamatan Sibolangit. Ada beberapa jalur yang dapat ditempuh mencapai air terjun ini. Pengunjung sering menggunakan jalur dari Bumi Perkemahan Sibolangit di Desa Bandar Baru.
Jika melalui bumper, pengunjung sementara dapat menggunakan kendaraan bermotor dengan menempuh jarak lebih kurang 2 Km. Namun sesampainya di posko, kita hanya bisa berjalan kaki. Kalau belum pernah berkunjung ke Telaga Biru tersebut, kita dapat memakai jasa pemandu sebagai penunjuk jalan yang berada di posko (Warung Bang Nuel). Dengan menempuh medan yang naik turun dan berada di tengah hutan, kita harus ekstra hati-hati apalagi banyak jurang di kanan kiri. Awal memasuki hutan kita akan melewati sebuah Dam tua bekas peninggalan Belanda yang dialiri sungai kecil. Kemudian kita akan menempuh jalan mendaki. Dan dengan menempuh waktu sekitar lebih kurang 3 jam kita akan sampai di lokasi Air terjun tersebut.
Sesampainya di lokasi kita akan melihat ada 3 buah air terjun, satu di antaranya merupakan air terjun Telaga Biru. Kita dapat berenang dan mandi di Telaga Biru tepat di bawah air terjun itu.


Sambil menyaksikan pesona alam itu, pengunjung dapat menyantap makanan yang sudah disediakan saat hendak berkunjung. Kita dapat berenang di telaga itu sambil menikmati segarnya air dan sejuknya udara di sekitar telaga itu.
Namun pengunjung untuk sementara tidak bisa berlama-lama, disebabkan oleh faktor cuaca karena dikhawatirkan hujan. Jika hujan turun, pengunjung akan kewalahan karena tidak adanya tempat untuk berteduh dan jalan yang licin. Di samping itu jika hari mulai gelap, dikhawatirkan pengunjung tidak dapat lagi melihat jalur lintasan untuk kembali pulang alias tersesat.
 Demikian kilasan yang bisa saya berikan tentang tempat wisata air twejun 2 warna di daerah sibolangit-medan.